MAKALAH
“FILSAFAT
UMUM”
Dosen Pengampu :
Mardiah, M.Fil.I
Dosen Pengajar :
Mardiah, M.Fil.I
Di Susun Oleh :
Heri
Norfitrianto NIM (2018110671)
Mawardi NIM
(2018110663)
KANDANGAN
2018/2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN HALAMAN
1.
Latar Belakang.................................................................................. 1
2.
Rumusan Masalah............................................................................. 2
3.
Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian Mitologi .......................................................................... 2
2.
Pengertian Filsafat............................................................................. 2
3.
Pengertian
Pengetahuan.................................................................... 3
4.
Ilmu Pengetahuan............................................................................. 3
5.
Asal Mula Filsafat............................................................................. 4
6.
Tujuan Filsafat.................................................................................. 5
7.
Manfaat Belajar
Filsafat.................................................................... 6
8.
Persamaan dan
Perbedaan................................................................. 7
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan....................................................................................... 8
2.
Kritik dan Saran................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan
dari bahasa Arab فلسة, yang juga diambil
dari bahasa Yunani;philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata
majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan
(sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang
“pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa
Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan
aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah
disebut "filsuf". Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan
sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa
"filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan
dan pemikiran manusia secara kritis. Ini
didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan,
tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir
dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektik. Dialektik
ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk dialog. Untuk studi
falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama
dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi
sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas
filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, dan couriousity 'ketertarikan'. Manusia Yunani pertama-tama mencoba
menerangkan dunia dengan kejadian-kejadian yang menyertainya secara mitologis
dan lepas dari kontrol rasio. Selanjutnya semuanya itu kemudian diterangkan dan
disusun secara sistematis karena dengan mencari suatu keseluruhan yang
sistematis, mereka mampu mengerti hubungan antara mite itu dan menyingkirkan
mite yang tak dapat dicocokkan dengan mite yang lain.
Pemikiran mitologis tersebut dikaitkan dengan
pemikiran keagamaan. Alasan mereka adalah, ‘karena makhluk-nakhluk merupakan
dasar alam, maka makhluk-makhluk itu perlu dipuja dan disembah. Akibat dari berkembangnya
kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan serta semakin hilangnya
kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran keagamaan, peran
mitologi kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu).
Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara
yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara
ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri
dari hal-hal mitis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan
selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati
secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka
mampu mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran
untuk mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional.
Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi
pertanyaan-pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam
semesta. Semangat inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani.
Filsafat dan ilmu menjadi satu.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Pengertian Mitologi ?
2.
Bagaimana Pengertian Filsafat ?
3.
Bagaimana Pengertian Ilmu Pengetahuan ?
4.
Bagaimana Asal Mula Filsafat ?
5.
Bagaimana Tujuan Filsafat ?
6.
Bagaimana Perbedaan dan Persamaan Mitologi, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Pengertian Mitologi
2.
Mengetahui Pengertian Filsafat
3.
Mengetahui Pengertian Ilmu Pengetahuan
4.
Mengetahui Asal Mula Filsafat
5.
Mengetahui Tujuan Filsafat
6.
Mengetahui Perbedaan dan Persamaan Mitologi, Filsafat dan Ilmu
Pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mitologi
Mitos adalah tradisi
lisan yang terbentuk di suatu masyarakat. Mitos memiliki asal kata dari bahasa
Yunani yang artinya sesuatu yang diungkapkan. Secara pengertian mitos adalah
cerita yang bersifat simbolik yang mengisahkan serangkaian cerita nyata atau
imajiner.
Di dalam mitos bisa
berisi asal usul alam semesta, dewa-dewa, supranatural, pahlawan manusia atau
masyarakat tertentu yang mana memiliki tujuan untuk meneruskan dan menstabilkan
kebudayaan, memberikan petunjuk hidup, melegalisir aktivitas kebudayaan,
pemberian makna hidup dan pemberian model pengetahuan untuk menjelaskan hal-hal
yang sulit dijelaskan dengan akal pikiran.
Contoh :
a.
pada waktu magrib jangan tidur,takutnya dibawa sama roh halus .
b.
Jangan duduk di depan pintu,nanti susah jodoh.[1]
B. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah studi
tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan
dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan
alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu
dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak
diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah
ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat
filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di
samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan
ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling
dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan
sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.[2]
C.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah
sesuatu yang kita tahu pada objek tertentu. Untuk
dapat mengetahui hal tersebut , kita dapat menggunakan panca
indera . contohnya:
penciuman , penglihatan,pendengaran dan rasa serta raba.
Dan adapun pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu
yg diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).Adapun pengetahuan menurut
beberapa ahli adalah:
1)
Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia
atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan
melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi
setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.
2)
Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas
bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat
kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi
apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
3)
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu
dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telingan.[3]
Contoh:
Perdukunan, ilmu batin; yang pelakunya sering dipanggil paranormal sudah diakui kebenaran dan manfaatnya. Karena sifatnya masih individual/ kelompok dan tidak sistematis serta tidak terbuka, maka orang yang akan mempelajarinya harus mencari guru sendiri. Guru merupakan acuan yang harus diikuti karena guru merupakan itu sendiri (lain guru lain ilmu). Jadi, pengetahuan dapat dijadikan ilmu
Perdukunan, ilmu batin; yang pelakunya sering dipanggil paranormal sudah diakui kebenaran dan manfaatnya. Karena sifatnya masih individual/ kelompok dan tidak sistematis serta tidak terbuka, maka orang yang akan mempelajarinya harus mencari guru sendiri. Guru merupakan acuan yang harus diikuti karena guru merupakan itu sendiri (lain guru lain ilmu). Jadi, pengetahuan dapat dijadikan ilmu
D. Ilmu pengetahuan
Dalam kamus Bahasa
Indonesia yang telah disempurnakan, yang dimaksud ilmu pengetahuan adalah
suatu bidang yang disusun yang sistematis berdasarkan metode tertentu, untuk
dapat dimanfaatkan sebagai penjelas gejala tertentu. (Admojo, 1998).[4] Menurut
“ensiklopedia Indonesia” ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari
berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil
pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan
metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan prinsipnya merupakan usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistematiskan common sense, suatu
pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari, namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti
dengan menggunakan berbagai metode.[5]
Menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan
pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science ) Ilmu-ilmu Sosial ( social
science ), Pengetahuan budaya ( the humanities ).
Berikut adalah contoh ilmu pengetahuan pada masing – masing kelompok
tersebut
1.
Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )Yang termasuk kelompok
ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi,
kedokteran, mekanika
2.
Ilmu-ilmu Sosial ( social science ),
Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.[6]
Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.[6]
3.
Pengetahuan budaya ( the humanities ),
Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll.[7]
Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll.[7]
E. Asal Mula Filsafat
Sepintas jika dilihat
dari akar katanya, bisa ditebak kalau “filsafat” berasal dari peradaban Yunani.
Namun sejatinya bukan orang Yunani yang merintis pemikiran filsafat di dunia.
Ternyata di negeri-negeri lain, seperti Mesir, Cina dan India sudah lama
mempunyai tradisi filsafat semasa atau sebelum orang Yunani kuno, walau mereka
tidak mempergunakan kata philosophia untuk maksud yang
sama. [8]
Menurut dosen STF Driyarkara Prof K. Bartens, ada setidaknya tiga faktor
yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya “filsafat” di Yunani:
1. Di Yunani terdapat mitologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat
dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat. Bangsa Yunani telah
mengadakan usaha untuk menyusun mitos-mitos yang beredar di masyarakatnya
menjadi suatu bangunan yang sistematis. Dalam usaha-usaha itu sudah tampak sifat
rasional bangsa Yunani. [9]
2. Peran sastra Yunani dalam bentuk syair-syair yang digunakan untuk buku
pendidikan bagi masyarakat Yunani. Misalnya peranan syair Homeros yang digemari
masyarakat Yunani untuk dibaca dalam rangka mengisi waktu luang. Syair ini mengandung
nilai edukasi.[10]
3. Faktor ilmu pengetahuan yang berkembang pesat di Yunani. Bangsa Yunani
berutang budi kepada bangsa lain, misalnya Mesir untuk ilmu ukur dan ilmu
hitung, serta ilmu astronomi yang dipengaruhi oleh bangsa Babylonia. [11]
Para filosof Yunani di
masa awal kemunculan filsafat rata-rata punya latar belakang sebagai ahli
matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Karena
itu, para filosof Yunani yang merintis “filsafat” disebut sebagai
filosof-filosof alam. Mereka berfikir tentang alam: apa hakekatnya, bagaimana
kemunculannya dan apakah sifat-sifatnya yang paling hakiki. Dengan demikian,
filsafat yang pertama lahir adalah filsafat alam. [12]
Dalam perjalanannya ketika ditinggal mati para filosof-filosofnya seperti
Socrates, Plato hingga Aristoteles, kajian filsafat menjadi meredup. Sekitar
tahun 529 M. Raja Justinianus memerintahkan bawahannya supaya menutup seluruh
akademi-akademi filsafat dan menyingkirkan para filsof dari bumi Yunani.
Sikap raja lebih dikarenakan kefanatikannya terhadap agama Kristen. [13]
F. Tujuan Filsafat
Keberadaan filsafat dapat membantu persoalan manusia di berbagai bidang
kehidupan.
Mengacu pada pengertian filsafat, adapun tujuan filsafat adalah sebagai
berikut:
1.
Agar manusia menjadi lebih terdidik dan
memiliki pengetahuan, serta mampu menilai hal-hal di sekitarnya secara
objektif.
2.
Agar manusia menjadi lebih bijaksana dalam
menjalani kehidupannya.
3.
Agar manusia memiliki pandangan yang luas dan
terhindar dari sifat egosentrisme.
4.
Agar manusia dapat berpikir sendiri, memiliki
pendapat sendiri, mandiri secara rohani, dan dapat bersikap kritis.
5.
Agar manusia dapat mendalami unsur-unsur
pokok ilmu sehingga dapat memahami sumber, hakikat, dan tujuan ilmu.
6.
Agar manusia memahami sejarah pertumbuhan,
perkembangan, dan kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang.
7.
Agar tenaga pengajar dan siswa memiliki
pedoman dalam mendalami suatu ilmu pengetahuan, khususnya untuk membedakan
persoalan ilmiah dan non-ilmiah.
8.
Agar para ilmuwan terdorong untuk mendalami
dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
G. Manfaat Belajar Filsafat
Segala sesuatu di dunia
ini baik itu makhluk ciptaan Allah swt maupun ilmu yang dianugerahkan kepada
manusia, tentu ada manfaatnya apabila dipelajari dan di implementasikan.
belajar filsafat itu memiliki beberapa manfaat diantaranya:
1) Dengan belajar filsafat, kita akan semakin mandiri secara intelektual [14].
Misalnya, melatih diri sendiri untuk berfikir kritis khususnya dalam ranah
keilmuwan. Sehingga tidak gampang mengamini pendapat orang lain, tetapi
berupaya merenungkan setiap pendapat atau teori yang diterima.
2) Gelar sarjana filsafat tidak akan mempersiapkan anda untuk suatu
pekerjaan tertentu, selain mempersiapkan anda untuk studi tingkat pascasarjana
atau mengajar. Lain halnya dengan bidang-bidang studi lain yang lebih teknis
sifatnya. Kelebihannya Filsafat adalah bahwa ia memperlengkapi anda untuk
berbagai bidang non akademis dan dalam banyak hal dapat membantu anda
mengembangkan diri dalam karier yang anda pilih. [15]
3) Manfaat belajar filsafat yang bisa anda rasakan berhubungan dengan
metodologi. Maksudnya filsafat ini mengajarkan tentang bagaimana mengadakan
investigasi atau penelitian yang benar terhadap sebuah persoalan. [16]
BAB III
A.
KESIMPULAN
Turki Utsmani
muncul setelah hancurnya kerajaan Bani Abbasiyyah dengan ditandainya
pembantaian terhadap khalifah Abbasiyyah akibat serangan dari Khulagu Khan dan
menewaskan kurang lebih 1.6000.000 penduduk sipil yang tidak berdaya.
Lembaga
peradilan pada masa Turki Utsmani dibagi menjadi tiga periode:
1.
Masa sebelum
tanzimat
a.
Mahkamah biasa
atau rendah. Wewenangnya adalah menyelesaikan
perkara-perkara pidana dan perdata.
b.
Mahkamah
banding. Wewenangnya adalah meneliti dan mengkaji perkara yang berlaku.
c.
Mahkamah
tinggi. Wewenangnya adalah mencatat para qadhi yang terbukti melakukan
kesalahan dalam menetapkan hukum.
d.
Mahkamah agung.
Wewenangnya ini langsung dibawah pengawasan sultan.
2.
Masa tanzimat
a.
Peradilan
perdata.
b.
Peradilan
agama.
3.
Setelah
tanzimat.
a.
Mahkamah
al-Thawaif atau Qadha al-Milli, peradilan untuk suatu Kelompok (agama).
Sumbernya dari agama masing-masing.
b.
Qadha
al-Qanshuli, peradilan untuk warga negara asing dengan sumberundang-undang
orang asing tersebut.
c.
Qadha Mahkamah
Pidana, bersumber dari undang-undang Eropa.
d.
Qadha Mahkamah
al-Huquq, mengadili perkara perdata.
e.
Majlis
al-Syar’i al-Syarif, mengadili perkara umat Islam khusus masalah keluarga sumbernya fiqh Islam
B.
KRITIK DAN SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari
tentunya makalah ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, baik itu kesalahan
tulisan atau kesalahan materi, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari segenap pembaca dan dosen pengampu senantiasa kami harapkan, demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Supriadi,
Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008
Syafiq A,
Mugni, Sejarah Kebudayaan Islam Turki, Jakarta: Logos, 1997
Nasution,
Harun, Pembaharun Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta:
Bulan Bintang, 1996
Munir,
Tanzimat, dalam http://dorokabuju.blogspot.com/2012/02/tanzimat-iagam-gulhane-dan-humayun.html , 13 maret 2019
Koto, Alaiddin,
Sejarah Peradilan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012
No comments:
Post a Comment