Wikipedia

Search results

Tuesday, April 9, 2019

filsafat umum mitologi filsafat dan ilmu pengetahuan



MAKALAH
“FILSAFAT UMUM”
MITOLOGI FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

Dosen Pengampu :
Mardiah, M.Fil.I

Dosen Pengajar :
Mardiah, M.Fil.I

Di Susun Oleh :
Heri Norfitrianto NIM (2018110671)
Mawardi NIM (2018110663)




PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM
KANDANGAN
2018/2019





DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN                                                                   HALAMAN
1.      Latar Belakang.................................................................................. 1
2.      Rumusan Masalah............................................................................. 2
3.      Tujuan Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
1.      Pengertian Mitologi .......................................................................... 2
2.      Pengertian Filsafat............................................................................. 2
3.      Pengertian Pengetahuan.................................................................... 3
4.      Ilmu Pengetahuan............................................................................. 3
5.      Asal Mula Filsafat............................................................................. 4
6.      Tujuan Filsafat.................................................................................. 5
7.      Manfaat Belajar Filsafat.................................................................... 6
8.      Persamaan dan Perbedaan................................................................. 7

BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan....................................................................................... 8
2.      Kritik dan Saran................................................................................ 9           

DAFTAR PUSTAKA







BAB I

PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
          falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسة, yang juga diambil dari bahasa Yunani;philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf". Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa "filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.  Ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk dialog. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, dan couriousity 'ketertarikan'. Manusia Yunani pertama-tama mencoba menerangkan dunia dengan kejadian-kejadian yang menyertainya secara mitologis dan lepas dari kontrol rasio. Selanjutnya semuanya itu kemudian diterangkan dan disusun secara sistematis karena dengan mencari suatu keseluruhan yang sistematis, mereka mampu mengerti hubungan antara mite itu dan menyingkirkan mite yang tak dapat dicocokkan dengan mite yang lain.
Pemikiran mitologis tersebut dikaitkan dengan pemikiran keagamaan. Alasan mereka adalah, ‘karena makhluk-nakhluk merupakan dasar alam, maka makhluk-makhluk itu perlu dipuja dan disembah. Akibat dari berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan serta semakin hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran keagamaan, peran mitologi kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu). Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari hal-hal mitis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka mampu mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional. Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi pertanyaan-pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta. Semangat inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan ilmu menjadi satu.





B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Pengertian Mitologi ?
2.      Bagaimana Pengertian Filsafat ?
3.      Bagaimana Pengertian Ilmu Pengetahuan ?
4.      Bagaimana Asal Mula Filsafat ?
5.      Bagaimana Tujuan Filsafat ?
6.      Bagaimana Perbedaan dan Persamaan Mitologi, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan ?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui Pengertian Mitologi
2.      Mengetahui Pengertian Filsafat
3.      Mengetahui Pengertian Ilmu Pengetahuan
4.      Mengetahui Asal Mula Filsafat
5.      Mengetahui Tujuan Filsafat
6.      Mengetahui Perbedaan dan Persamaan Mitologi, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Mitologi
        Mitos adalah tradisi lisan yang terbentuk di suatu masyarakat. Mitos memiliki asal kata dari bahasa Yunani yang artinya sesuatu yang diungkapkan. Secara pengertian mitos adalah cerita yang bersifat simbolik yang mengisahkan serangkaian cerita nyata atau imajiner.
          Di dalam mitos bisa berisi asal usul alam semesta, dewa-dewa, supranatural, pahlawan manusia atau masyarakat tertentu yang mana memiliki tujuan untuk meneruskan dan menstabilkan kebudayaan, memberikan petunjuk hidup, melegalisir aktivitas kebudayaan, pemberian makna hidup dan pemberian model pengetahuan untuk menjelaskan hal-hal yang sulit dijelaskan dengan akal pikiran.
Contoh :
a.       pada waktu magrib jangan tidur,takutnya dibawa sama roh halus .
b.      Jangan duduk di depan pintu,nanti susah jodoh.[1]

B.     Pengertian Filsafat
          Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
           Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.[2]
C.     Pengetahuan
          Pengetahuan adalah sesuatu yang kita tahu pada objek tertentu. Untuk dapat   mengetahui hal tersebut , kita dapat menggunakan panca indera . contohnya:
penciuman , penglihatan,pendengaran dan rasa serta raba.
Dan adapun pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pengetahuan adalah segala sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).Adapun pengetahuan menurut beberapa ahli adalah:
1)      Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas    rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.
2)      Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
3)      Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan.[3]
Contoh:
Perdukunan, ilmu batin; yang pelakunya sering dipanggil paranormal sudah diakui 
kebenaran dan manfaatnya. Karena sifatnya masih individual/ kelompok dan tidak sistematis serta tidak terbuka, maka orang yang akan mempelajarinya harus mencari guru sendiri. Guru merupakan acuan yang harus diikuti karena guru merupakan itu sendiri (lain guru lain ilmu). Jadi, pengetahuan dapat dijadikan ilmu
D.     Ilmu pengetahuan
           Dalam kamus Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan, yang dimaksud ilmu pengetahuan adalah suatu bidang yang disusun yang sistematis berdasarkan metode tertentu, untuk dapat dimanfaatkan sebagai penjelas gejala tertentu. (Admojo, 1998).[4] Menurut “ensiklopedia Indonesia” ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.[5]
Menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science ) Ilmu-ilmu Sosial ( social science ), Pengetahuan budaya ( the humanities ).
Berikut adalah contoh ilmu pengetahuan pada masing – masing kelompok tersebut  
1.      Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika
2.      Ilmu-ilmu Sosial ( social science ), 
Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.[6]
3.      Pengetahuan budaya ( the humanities ),
Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll.[7]

E.     Asal Mula Filsafat
           Sepintas jika dilihat dari akar katanya, bisa ditebak kalau “filsafat” berasal dari peradaban Yunani. Namun sejatinya bukan orang Yunani yang merintis pemikiran filsafat di dunia. Ternyata di negeri-negeri lain, seperti Mesir, Cina dan India sudah lama mempunyai tradisi filsafat semasa atau sebelum orang Yunani kuno, walau mereka tidak mempergunakan kata philosophia untuk maksud yang sama. [8]
Menurut dosen STF Driyarkara Prof K. Bartens, ada setidaknya tiga faktor yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya “filsafat” di Yunani:
1.      Di Yunani terdapat mitologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat. Bangsa Yunani telah mengadakan usaha untuk menyusun mitos-mitos yang beredar di masyarakatnya menjadi suatu bangunan yang sistematis. Dalam usaha-usaha itu sudah tampak sifat rasional bangsa Yunani. [9]
2.      Peran sastra Yunani dalam bentuk syair-syair yang digunakan untuk buku pendidikan bagi masyarakat Yunani. Misalnya peranan syair Homeros yang digemari masyarakat Yunani untuk dibaca dalam rangka mengisi waktu luang. Syair ini mengandung nilai edukasi.[10]
3.      Faktor ilmu pengetahuan yang berkembang pesat di Yunani. Bangsa Yunani berutang budi kepada bangsa lain, misalnya Mesir untuk ilmu ukur dan ilmu hitung, serta ilmu astronomi yang dipengaruhi oleh bangsa Babylonia. [11]
           Para filosof Yunani di masa awal kemunculan filsafat rata-rata punya latar belakang sebagai ahli matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Karena itu, para filosof Yunani yang merintis “filsafat” disebut sebagai filosof-filosof alam. Mereka berfikir tentang alam: apa hakekatnya, bagaimana kemunculannya dan apakah sifat-sifatnya yang paling hakiki. Dengan demikian, filsafat yang pertama lahir adalah filsafat alam. [12] Dalam perjalanannya ketika ditinggal mati para filosof-filosofnya seperti Socrates, Plato hingga Aristoteles, kajian filsafat menjadi meredup. Sekitar tahun 529 M. Raja Justinianus memerintahkan bawahannya supaya menutup seluruh akademi-akademi filsafat dan menyingkirkan para filsof dari bumi Yunani. Sikap raja lebih dikarenakan kefanatikannya terhadap agama Kristen. [13]
F.      Tujuan Filsafat
Keberadaan filsafat dapat membantu persoalan manusia di berbagai bidang kehidupan.
Mengacu pada pengertian filsafat, adapun tujuan filsafat adalah sebagai berikut:
1.      Agar manusia menjadi lebih terdidik dan memiliki pengetahuan, serta mampu menilai hal-hal di sekitarnya secara objektif.
2.      Agar manusia menjadi lebih bijaksana dalam menjalani kehidupannya.
3.      Agar manusia memiliki pandangan yang luas dan terhindar dari sifat egosentrisme.
4.      Agar manusia dapat berpikir sendiri, memiliki pendapat sendiri, mandiri secara rohani, dan dapat bersikap kritis.
5.      Agar manusia dapat mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga dapat memahami sumber, hakikat, dan tujuan ilmu.
6.      Agar manusia memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang.
7.      Agar tenaga pengajar dan siswa memiliki pedoman dalam mendalami suatu ilmu pengetahuan, khususnya untuk membedakan persoalan ilmiah dan non-ilmiah.
8.      Agar para ilmuwan terdorong untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan.




G.    Manfaat Belajar Filsafat
          Segala sesuatu di dunia ini baik itu makhluk ciptaan Allah swt maupun ilmu yang dianugerahkan kepada manusia, tentu ada manfaatnya apabila dipelajari dan di implementasikan.
belajar filsafat itu memiliki beberapa manfaat diantaranya:
1)      Dengan belajar filsafat, kita akan semakin mandiri secara intelektual [14]. Misalnya, melatih diri sendiri untuk berfikir kritis khususnya dalam ranah keilmuwan. Sehingga tidak gampang mengamini pendapat orang lain, tetapi berupaya merenungkan setiap pendapat atau teori yang diterima.
2)      Gelar sarjana filsafat tidak akan mempersiapkan anda untuk suatu pekerjaan tertentu, selain mempersiapkan anda untuk studi tingkat pascasarjana atau mengajar. Lain halnya dengan bidang-bidang studi lain yang lebih teknis sifatnya. Kelebihannya Filsafat adalah bahwa ia memperlengkapi anda untuk berbagai bidang non akademis dan dalam banyak hal dapat membantu anda mengembangkan diri dalam karier yang anda pilih. [15]
3)      Manfaat belajar filsafat yang bisa anda rasakan berhubungan dengan metodologi. Maksudnya filsafat ini mengajarkan tentang bagaimana mengadakan investigasi atau penelitian yang benar terhadap sebuah persoalan. [16]















BAB III
A.     KESIMPULAN
Turki Utsmani muncul setelah hancurnya kerajaan Bani Abbasiyyah dengan ditandainya pembantaian terhadap khalifah Abbasiyyah akibat serangan dari Khulagu Khan dan menewaskan kurang lebih 1.6000.000 penduduk sipil yang tidak berdaya.
Lembaga peradilan pada masa Turki Utsmani dibagi menjadi tiga periode:
1.      Masa sebelum tanzimat
a.       Mahkamah biasa atau rendah. Wewenangnya adalah menyelesaikan perkara-perkara pidana dan perdata.
b.      Mahkamah banding. Wewenangnya adalah meneliti dan mengkaji perkara yang berlaku.
c.       Mahkamah tinggi. Wewenangnya adalah mencatat para qadhi yang terbukti melakukan kesalahan dalam menetapkan hukum.
d.      Mahkamah agung. Wewenangnya ini langsung dibawah pengawasan sultan.
2.      Masa tanzimat
a.       Peradilan perdata.
b.      Peradilan agama.
3.      Setelah tanzimat.
a.       Mahkamah al-Thawaif atau Qadha al-Milli, peradilan untuk suatu Kelompok (agama). Sumbernya dari agama masing-masing.
b.      Qadha al-Qanshuli, peradilan untuk warga negara asing dengan sumberundang-undang orang asing tersebut.
c.       Qadha Mahkamah Pidana, bersumber dari undang-undang Eropa.
d.      Qadha Mahkamah al-Huquq, mengadili perkara perdata.
e.       Majlis al-Syar’i al-Syarif, mengadili perkara umat Islam khusus masalah keluarga sumbernya fiqh Islam

B.     KRITIK DAN SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari tentunya makalah ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, baik itu kesalahan tulisan atau kesalahan materi, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca dan dosen pengampu senantiasa kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Supriadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008
Syafiq A, Mugni, Sejarah Kebudayaan Islam Turki, Jakarta: Logos, 1997
Nasution, Harun, Pembaharun Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1996
Koto, Alaiddin,  Sejarah Peradilan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012

No comments:

Post a Comment

ijaz al ilmi

Cara   I’JAZ AL-ILMI Al-QURAN MATA KULIA H : ULUMUL QUR’AN DOSEN PEMBIMBING: SITI AISYAH M. Ag             ...