Wikipedia

Search results

Tuesday, April 9, 2019

ijaz al ilmi

Cara
 
I’JAZ AL-ILMI Al-QURAN

MATA KULIAH: ULUMUL QUR’AN
DOSEN PEMBIMBING: SITI AISYAH M. Ag


                                                            
      
Oleh
HERI NORFITRIYANTO
IKBAL MUBARAK
RISKA AMILIA



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM KANDANGAN TAHUN 2018/2019

KATA PENGANTAR
Segal puji hanya untuk allah SWT. yang  yang menurunkan rahmatnya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul  ‘‘I’Jaz Al-Ilmi”
Pada kesempatan ini tidak lupa pula shalawat dan salam keharibaan junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, kerabat dan pengikut beliau sampai akhir zaman.
Terima kasih pula kepada dosen pembimbing ibu Siti Aisyah, M.Ag Yang telah memberikan tugas kepada saya untuk memenuhi mata kuliah Ulumul Quran, saya telah berupaya dengan daya dan kemampuan yang saya miliki guna menyelesaikan makalah ini. Namun saya menyadari bahwa makalah ini  masih banyak kekurangannya dan masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Oleh karna itu. Kepada pembaca khususnya mahasiswa dan  mahasiswi STAI Darul ulum Kandangan yang masih belum mengerti betul, hendaknya bertanya kepada pihak yang berwenang yaitu dosen pengajar Sosiologi Pendidikan Islam. Juga kritik dan saran yang membangaun sangat saya harapkan guna penyempurnaan makalah ini lebih lanjut.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini membawa manfaat bagi para pembaca dan semoga usaha saya ini dirhidoi oleh tuhan yang maha esa.



Kandangan, 6 September 2018.

Penulis,       










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B.     Rumusan Makalah....................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A.    Pengertian I’Jazul Quran............................................................. 2
B.     I’Jaz Ilmi (Kemukjizatan Ilmiah)................................................. 3
BAB III PENUTUP.............................................................................. 15
A.    Simpulan.................................................................................... 15
B.     Saran.......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
             Allah tidak akan membiarkan manusia hidup begitu saja tanpa bimbingan wahyu. Dengan bimbingan wahyu itulah manusia dapat mengemudikan alam. Merupakan petunjuk dalam menjalani jalan kehidupan didunia ini.
            Kepada Rasulullah diturunkan wahyu, dan dikuatkan dengan mukjizat yaitu perbuatan luar biasa dalam menegakkan hujjah bagi Rasul itu sendiri terhadap seluruh umat manusia. Banyak yang menyangka Al-Qurandibuat oleh Rasulullah SAW. padahal Al-Quransecara mutlak diturunkan kepada Rasulullah. SAW dari Allah SWT.
            Penulis menerangkan tentang mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah adalah bukti keesaaan Allah SWT. dan isi Al-Qurantersebut menyimpan majas dan balagah yang indah serta tidak dapat diserupai atau dibuat-buat oleh siapapun
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian I’jazul Quran ?
2. Bagaimana I’jaz Ilmi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan pengertian I’jazul Quran secara rinci
2. Mampu menjelaskan tentang I’jaz Ilmi




 

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’Jazul Quran
I’Jaz Menurut bahasa artinya melemahkan. Dan Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa, yang ajaib atau yang menakjubkan. Sedangkan menurut istilah Mukjizat ialah sesuatu yang bernilai sangat tinggi dan bisa mengungguli seluruh masalah yang berkembang, di samping kedatangannya mukjizat memang sedang dinanti oleh kaum.[1]
Dari segi bahasa, kata i’jaz di ambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu. I’jaz berarti mukjizat. Mukjizat secara etimologis adalah isim fa’il atau kata benda subjek berasal dari kata  al-i’jaz mashdar dari kata a’jaza yang artinya melemahkan atau mengalahkan . Pelakunya disebut mu’jiz dan apabila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan ia dinamai  mu’jizah.Secara normatif, i’jaz adalah ketidak mampuan seseorang melakukan sesuatu yang merupakan lawan dari ketidakberdayaan. Oleh karena itu, apabila kemukjizatan itu telah terbukti, maka nampaklah kemampuyan mukjizat. Al-Quran sdalah Mukjizat yang datang dari Allah SWT. dan tidak ada yang mampu membuat atau menyamai keindahan dan susunan katanya. Firman Allah SWT:
قُل لَّئِنِ ٱجۡتَمَعَتِ ٱلۡإِنسُ وَٱلۡجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأۡتُواْ بِمِثۡلِ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ لَا يَأۡتُونَ بِمِثۡلِهِۦ وَلَوۡ كَانَ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٖ ظَهِيرٗا ٨٨

Text Box: 2

Artinya:” katakanlah olehmu: “sungguh jika manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan susunan yang menyamai Al-Quranini, nicaya mereka tidak sanggup mendatangkan yang sepertinya, walaupun sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian”.(Q.S Al-Isra:88)
Firman Allah SWT:
 إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩  
Artinya:”Sesungguhnya telah kami turunkan peringatan (Al-Qur’an) dan sesungguhnya kami memeliharanya”(Q.S Al-Hijr: 9)
Mukjizat itu hanya diberikan oleh Allah kepada para Nabi atau Rasul Alllah untuk menumbangkan kepercayaan manusia yang telah mempertuhamkan selain Allah Swt. Sebagai contoh tentang mukjizat Nabi Ibrahim as. Ketika itu kaum Ibrahim adalah orang-orang yang menyucikan berhala dan menjadikan berhala itu sebagai sesembahan.sewaktu mereka akan membakar Nabi Ibrahim, terlebih dahulu mereka mohon restu untuk melemparkan Ibrahim ke tengah-tengah kobaran Api.
Menurut logika, seharusnya berhala-berhala yang dianggap sebagai Tuhan itu akan membalas kepada orang yang pernah menghancurkan jika benar bahwa berhala itu bisa berbuat sesuatu kepada manusia dan patut sebagai sesembahan.
Namun ketika itu mukjizat yang dibawa Nabi Ibrahim memperlihatkan keunggulannya. Maka apipun tak mampu membakar kulit Ibrahim. Dengan mukjizat ini, api menjadi berubah sifatnya yakni api yang biasanya bersifat membakar berubah menjadi dingin seketika.
Maka hati mereka terguncang dan kepercayaan mereka memudar karena berhala yang semula disucikan dan menjadi sesembahan nilainya merosotdan terhina. Melalui para Rasul, tampak sangat jelas bahwa Allah adalah Maha Kuasa. Dengan Mukjizat, para Rasul telah menunjukan kemampuannya menembus ketentuan hukum alam.
Dalam hal ini, mukjizat yang ada pada Nabi Muhammad Saw berupa Al-Quran jelas berbeda dengan mukjizat para Rasul sebelumnya. I’Jazul Quran (kemukjizatan Al-Quran) melebihi segalanya dibanding dengan apa yang sedang mereka banggakan dan keutamaan mukjizat Al-Quran ini bukan hanya ditujukan kepada bangsa Arab, namun Al-Quran dengan keutamaan mukjizatnya diperuntukan kepada seluruh alam.
Ditinjau dari segi bahasa dan sastra, maka mukjizat Al-Quran sudah terbukti jauh unggul dibanding dengan yang pernah dicapai bangsa Arab. Sejak turunnya Al-Quran sudah disertai dengan mukjizat yang bersifat universal, berlaku bagi seluruh alam dan seluruh masa. Di samping itu Allah juga menjamin terhadap kesuciannya.[2]
Menurut Dr.Subhi Shaleh, bahwa orang yang pertama menulis I’Jazul Quran adalah Imam Al-Jahid dengan bukunya “Nudlumul Quran”, kemudian Muhammad bin Zaid Al-Wasithi dengan bukunya “I’Jazul Quran”, kemudian Imam Ar-Rumani dengan bukunya “I’Jaz”, kemudian Al-Qadi Abu Bakar Al-Baqilani dengan bukunya” I’Jazul Quran” dan Abd. Qhir Al-Jurjani dengan bukunya”Balailul I’Jazul dan Balagah”.
Di samping untuk menumbuhkan keyakinan pada manusia bahwa Al-Quran betul-betul wahyu dari Allah. I’Jazul Quran juga merupakan bukti kebenaran Muhammad sebagai Rasul Allah karenannya sasaran mukjizat Al-Quran adalah non Muslim. Sedangkan bagi orang muslim kekaguman mereka terhadap Al-Quran menunjukkan adanya keistimewaan dalam Al-Quran.
Dengan demikian I’Jazul Quran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a)      Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad saw.
b)      Untuk membuktikan bahwa Kitab suci Al-Quran benar-benar merupakan wahyu dari Allah
c)      Untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balagah bahasa manusia
d)     Untuk menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia

1        Perbedaan mukjizat Al-Quran dengan mukjizat sebelumnya
Di antara Nabi yang mendapatkan mukjizat dari Allah adalah Ibrahim, Musa dan Isa. Ibrahim tidak melarikan diri bahkan ditangkap oleh mereka.dan dimasukkan ke dalam api yang apipun tidak padam bahkan terus bergejolak. Lalu Allah menghalau sifat membakar pada api tersebut, maka jadilah api itu dingin dan Ibrahim selamat dari bencana.
Setiap nabi yang diutus kepada kaumnnya, dilengkapi dengan mukjizat menurut kepandaian masing-masing. Kaum Nabi Musa pun dilengkapi dengan mukjizat yang dapat menghadapi ilmu sihir itu.
Kedua mukjizat di atas bersifat lokal, hanya berlaku di tempat diturunkanyya dan bersifat sementara, terbatas atas masa kerasulan masing-masing (tidak diwariskan kepada kaumnya). Andai kata mukjizat-mukjizat itu tidak disebutkan di dalam Al-Quran kemungkinan sekali akan dikatakan tidak pernah terjadi.
Mukjizat Nabi Muhammad Saw karena ia adalah kalam Allah. Allah kekal bersama kalam-Nya, maka Al-Quran pun kekal (dalam arti nisbi), baik makna yang dikandungnya maupun lafazh Al-Quran itu sendiri. Al-Quran selalu menjadi petunjuk selama masih ada kehidupan
Mukjizat tetap kekal sebagai mukjizat,sebab sifatnya melumpuhkan semua kekuasaan manusia biasa dan tidak akan dicapai oleh ilmu pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia.
2        Beberapa segi kemukjizatan Al-Quran
a)      Gaya bahasa
Gaya bahasa Al-Quran banyak membuat orang arab saat itu kagum dan terpesona. Kehalusan ungkapan bahasa dan ekspresi, banyak membuat manusia masuk Islam karenanya. Bahkan Ummar bin Khathab pun mulanya dikenal sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad Saw dan berusaha membunuhnya. Kemudian ia masuk islam dan beriman kepada kerasulan Muhammad. Hanya karena ia mendengar dibacakannya ayat-ayat Al-Quran oleh adiknya Hafshah.
b)      Susunan kalimat/Uslub
Kendatipun Al-Quran, hadis qudsi dan hadis Nabawi ketiganya keluar dari mulut Nabi, namun Uslub atau susunan Bahasanya sangat jauh berbeda. Uslub bahasa Al-Quran jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan hadis Qudsi atau hadis nabawi. Hal ini merupakan salah satu kemukjizatan Al-Quran.
Keindahan Uslub Al-Quran benar-benar membuat orang-orang Arab pada waktu itu tidak berdaya menyaksikan kehalusan bahasa,keanehan yang menakjubkan dalam ekspresi ciri-ciri khas balaghah dan fashahah baik yang abstrak maupun yang konkrit, dapat mengungkapkan rahasia keindahan dan kekudusan Al-Quran
c)      Hukum Ilahi yang sempurna
Cara Al-Quran menetapkan hukum ada tiga macam: pertama secara mujmal. Kebanyakan urusan ibadah diterangkan secara mujmal. Cara yang dipergunakan Al-Quran dalam menghadapi soal ibadah ini ialah dengan menerangkan pokok-pokok dan kaidah kulliyah saja. Perincian dan penjelasan hukum-hukum itu diserahkan pada sunnah dan ijtihad para mujtahid. Kedua agak jelas dan terperinci, dan ketiga jelas dan terperinci. Hukum-hukum yang jelas dan terperinci menyangkut masalah piutang, makanan yang halal, sumpah, hukum yang disyariatkan untuk memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.[3]
B. I’Jaz Ilmi (Kemukjizatan Ilmiah)
Al-Quran banyak mengandung isyarat-isyarat ilmiah, bahkan fakta-fakta ilmiah yang bersifat I’jaz petunjuk dan pengangan umat sepanjang zaman. Dalam bukunya “Mu’jizat Al-Quran M. Qurash Shihab menyebutkan beberapa isyarat-isyarat ilmiah yang dipaparkan dalam al-Qur’an, yaitu:
1. Ihwal Reproduksi Manusia
Al-Quran berbicara panjang lebar tentang menusia, dan salah satu yang diuraikannya adalah tentang reproduksi manusia, serta tahap-tahap yang dilaluinya hingga tercipta sebagai manusia ciptaan Tuhan yang lain dari yang lain. Diantaranya ayat yang berbicara tentang sperma (mani), yaitu:
أَيَحۡسَبُ ٱلۡإِنسَٰنُ أَن يُتۡرَكَ سُدًى ٣٦  أَلَمۡ يَكُ نُطۡفَةٗ مِّن مَّنِيّٖ يُمۡنَىٰ ٣٧ ثُمَّ كَانَ عَلَقَةٗ فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ ٣٨ فَجَعَلَ مِنۡهُ ٱلزَّوۡجَيۡنِ ٱلذَّكَرَ وَٱلۡأُنثَىٰٓ ٣٩

Artinya :” Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.” (QS. Al-Qiyamah:36-39)
Selanjutnya, dalam ayat lain juga terdapat isyarat-isyarat tentang peranan sperma dalam menentukan jenis kelamin anak, misalnya firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 223, sebagai berikut:
نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٞ لَّكُمۡ فَأۡتُواْ حَرۡثَكُمۡ أَنَّىٰ شِئۡتُمۡۖ وَقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُم مُّلَٰقُوهُۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٢٢٣

Artinya : Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (QR. Al-Baqarah:223

2. Ihwal Kejadian Alam Semesta
Al-Quran juga mengisyaratkan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan melalui firmanNya dalam surat Al-Anbiya’ ayat 30:
أَوَ لَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ كَانَتَا رَتۡقٗا فَفَتَقۡنَٰهُمَاۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَيۡءٍ حَيٍّۚ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ ٣٠

Artinya: Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
Al-Quran tidak menjelaskan bagaimana terjadinya pemisahan itu, namun apa yang dikemukakan di atas tentang keterpaduan alam semesta kemudian pemisahannya  dibenarkan oleh observasi para ilmuan.
Observasi Edwin P. Hubble melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929 menunjukkan adanya pemuaian alam semesta. Ini berarti bahwa alam semesta berekspansi (sejalan dengan surat Adz-Dzariyat ayat 47) bukannya statis seperti anggapan Einstein.[4]
Menurut Fisikawan Rusia George Gamow ekspansi itu melahirkan sekitar seratus miliar galaksi yang masing-masing rata-rata memiliki seratus miliar bintang. Tetapi sebelumnya, bila ditarik kebelakang semuanya merupakan satu gumpalan yang terdiri dari neutron. Gumpalan itulah yang meledak dan yang dikenal dengan istilah Big Bang.

3. Ihwal Pemisahan Dua Laut
Tentang hal ini  Al-Quranmengisyaratkan dalam surat al-Furqan ayat 53:
۞وَهُوَ ٱلَّذِي مَرَجَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ هَٰذَا عَذۡبٞ فُرَاتٞ وَهَٰذَا مِلۡحٌ أُجَاجٞ وَجَعَلَ بَيۡنَهُمَا بَرۡزَخٗا وَحِجۡرٗا مَّحۡجُورٗا ٥٣

Artinya: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
 Secara sepintas ada yang berpendapat bahwa pemisah yang terdapat dalam ayat tersebut adalah diciptakannya oleh Allah laut lebih besar dan banyak airnya dari sungai, dan pada saat yang sama di lokasi-lokasi pertemuan laut dan sugai itu, laut diciptakan dalam posisi yang lebih rendah dari sungai, sehingga ia tidak dapat bercampur dengan air sungai, sedangkan air sungai karena lebih sedikit dibandingkan dengan air laut, maka walaupun posisinya lebih tinggi namun ia tidak dapat menjadikan air laut itu tawar dan segar.
Pendapat ini kemudian ditinjau kembali, khususnya setelah kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu kelautan. Pada tahun 1873, para pakar ilmu kelautan dengan menggunakan kapal “Challenger” (kapal berkebangsaan Inggris), menemukan perbedaan cirri-ciri laut dari segi kadar garam, temperature, jenis ikan/ binatang, dan sebagainya. Namun demikian pertanyaan yang tetap muncul adalah mengapa air tersebut didak bercampur dan menyatu?
Jawabannya baru ditemukan pada tahun 1984, setelah penelitian yang lebih seksama menyangkut samudera. Rupanya perbedaan-perbedaan yang mendasar yang disebutkan di atas menjadikan setiap jenis air berkelompok dengan sendirinya dalam bentu tertentu terpisah dari jenis yang lain, betapapun ia mengalir jauh.gambar-gambar dari ruang angkasa pada akhir abad ke- 20 ini menunjukkan dengan sangat jelas adanya batasan-batasan air di Laut Tengah yang panas dan sangat asin, dan Samudera Atlantik yang temperature airnya lebih dingin serta kadar garamnya lebih rendah. Batas-batas itu juga terlihat di Laut Merah dan Teluk Eden.
Muhammad Ibrahim As-Sumaih-guru besar pada fakultas Sains, jurusan Ilmu Kelautan Universitas Qatar- dalam penelitian yang dilakukan di Teluk Oman dan Tluk Persia), melalui sebuah kapal peneliti, menemukan perbedaan rinci dengan angka-angka dan gambar-gambar pada kedua teluk tersebut. Penelitiannya menemukan adanya daerah antara kedua teluk tersebut yang dinamai mixed water area atau daerah barzakh (dalam istilah Al-Quran surat al-Furqan ayat 53). Hasil penelitiannya juga menemukan ada dua tingkat air pada are tersebut. Pertama, tingkat permukaan yang bersumber dari Teluk Oman, dan kedua, tingkat bahwa yang bersumber dari Teluk Persia. Adapun area yang jauh dari mixed water area itu, tingkat airnya seragam.
Garis pemisah atau barzakh  yang memisahkan kedua tingkat padamixed water area tersebut berupa daya tarik stabil (gravitational stability) yang terdapat pada kedua tingkat tersebut sehingga menghalangi percampuran dan pembaurannya. Garis pemisah tersebut terdapat pada kedalaman 10 hingga 50 meter, kalau pertemuan air itu secara horizontal.

4.  Ihwal Awan dan Proses Terjadinya Hujan
Di dalam Al-Quran surat an-Nur ayat 43 Allah SWT. berfirman:
أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُزۡجِي سَحَابٗا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيۡنَهُۥ ثُمَّ يَجۡعَلُهُۥ رُكَامٗا فَتَرَى ٱلۡوَدۡقَ يَخۡرُجُ مِنۡ خِلَٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن جِبَالٖ فِيهَا مِنۢ بَرَدٖ فَيُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ وَيَصۡرِفُهُۥ عَن مَّن يَشَآءُۖ يَكَادُ سَنَا بَرۡقِهِۦ يَذۡهَبُ بِٱلۡأَبۡصَٰرِ ٤٣

Artinya: “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan. “(QS. An-Nur: 43)
Proses turunnya hujan dimulai dari pembentukan awan tebal karena adanya dorongan angin sedikit demi sedikit. Para ilmuan menjelaskan bahwa awan tebal mermula dari dorongan angin yang menggiring kawanan awan kecil menuju ke convergence zone (daerah pusat pertemuan awan). Pergerakan bagian-bagian awan ini menyebabkan bertambahnya jumlah uap air dalam perjalananya terutama di sekitar  convergence zone itu.
Ayat di atas juga menginformasikan bahwa angin berfungsi mengumpulkan bagian-bagian awan tersebut. Dalam ayat lain dijelaskan:
وَأَرۡسَلۡنَا ٱلرِّيَٰحَ لَوَٰقِحَ فَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَسۡقَيۡنَٰكُمُوهُ وَمَآ أَنتُمۡ لَهُۥ بِخَٰزِنِينَ ٢٢
  
Artinya: Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.(QS. Al-Hijr: 22)
Kata mengumpulkan  dalam ayat an-Nur di atas sama maksudnya dan ditafsirkan caranya oleh kata mengawinkan dalan ayat al-Hijr ini. Itu berarti bahwa ada awan positif dan awan negative yang digabung oleh angin sehingga menurunkan hujan, tanpa keberadaan keduanya hujan tidak dapat turun.
Dalam ayat an-Nur di atas juga diinformasikan bahwa butiran-butiran es turun dari langit. Buturan-butiran itu yang menjadi sebab terjadinya kilat. Para ilmuan menjelaskan bahwa, dalam kondisi arus udara yang sangat tinggi dan membumbung di dalam awan yang mengandung hujan, dan sebgai akibat perbedaan kecepatan titik embun sangat dingin dan butiran-butiran embun (es) maka terjadilah tabrakan yang mengakibatkan berubahnya titik yang sangat dingin itu menjadi es (salju) yang menutupi butiran-butiran embun (es) yang terus membesar hingga beratnyapun bertambah dan tidak mampu terbawa oleh arus puncak, sehingga jatuh menimpa siapa dan apa pun yang ada di permukaan bumi, dima ia jatuh. 
5. Ihwal Gunung
Firman Allah dalam Al-Quran surat an-Naml ayat 88:
وَتَرَى ٱلۡجِبَالَ تَحۡسَبُهَا جَامِدَةٗ وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِۚ صُنۡعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِيٓ أَتۡقَنَ كُلَّ شَيۡءٍۚ إِنَّهُۥ خَبِيرُۢ بِمَا تَفۡعَلُونَ ٨٨

Artinya: Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dari hasil rekaman satelit diperoleh bukti bahwa Jazirah Arab beserta gunung-gunungnya bergerak mendekati Irak beberapa sentimeter setiap tahunnya. Sebelumnya sekitar lima juta tahun yang lalu Jazirah Arab bergerak memisahkan diri dari Afrika dan membentuk Laut Merah. Sekitar daerah Somalia sepanjang pantai Timur ke selatan saat ini berada dalam proses pemisahan yang lamban dan telah membentuk  “Lembah Belah” yang membujur keselatan melalui deretan Danau Afrika. M. Quraish Shihab menyimpulkan “itulah yang dimaksud oleh ayat di atas dengan berjalannya gunung-gunung sebagaimana berjalannya awan.

6. Ihwal Pohon Hijau (tumbuh-tumbuhan)
ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلۡأَخۡضَرِ نَارٗا فَإِذَآ أَنتُم مِّنۡهُ تُوقِدُونَ ٨٠

Artinya: Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". (QS. Yasin:80)
Yang dimaksud dengan kata الشجر الاخضر pada ayat di atas adalah “Zat hijau daun” atau yang dikenal dengan nama Cholorofhiyll. Allah menjadikan dari pohon yang hijau suatu energy.
Dalam plasma sel tumbuh-tumbuhan terdapat zat yang dinamai chromatophone (pembawa zat warna). Bentuk dan warnanya adalah kunig, merah, jingga, dan hijau. Yang terpenting adalah yang hijau yang dikenal dengan nama Cholorofhiyll (dari bahasa Yunani yang berarti “zat hijau daun”).
Cholorofhiyll terdiri dari ikatan zat-zat karbon, hydrogen, nitrogen dan magnesium. Aktifitasa utama Cholorofhiyl adalah menjelmakan zat organik dari zaat organik sederhana dengan bantuan sinar matahari. Proses ini disebut photosinthesis  yakni menggunakan sintesis dengan photon (cahaya). Jelasnya Cholorofhiyl mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimiawi melalui proses photosinthesis  atau dengan kata lain menyimpan tenaga matahari dalam tumbuh-tumbuhan berupa makanan dan bahan bakar yang nantinya akan muncul sebagai api atau tenaga kalori sewaktu terjadi pembakaran. Proses inilah yang disebut respirasi atau menurut istilah Al-Quran فاذا انتم منه توقدون   (maka secara serta merta tanpa camput tangan dari kamu, kamu dapat menyalakan api)
Peruses photosinthesis  ini ditemukan oleh seorang sarjana Belanda J. Ingenhousz, pada akhir abad ke 18 M dan diisyaratkan oleh Al-Quranpada abad ke 7. Dimana Nabi Muhammad saw mengetahui hal itu? Tidak ada jawaban yang tepat kecuali berkata itulah informasi Allah antara lain untuk menjadi bukti kebenaran al-Qur’an.

7.  Ihwal kalender syamsiah dan Qamariah
Al-Quranjuga mengisyaratkan tentang perbedaan perhitungan Syamsiah dan Qamariah yaitu ketika Allah menguraikan kisah Ashhab al-Kahfi (sekelompok pemuda yang berlindung ke sebuah gua). Menurut al-Qur’an:
وَلَبِثُواْ فِي كَهۡفِهِمۡ ثَلَٰثَ مِاْئَةٖ سِنِينَ وَٱزۡدَادُواْ تِسۡعٗا ٢٥
Artinya: dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). (QS. Al-Kahfi: 25)
Penambahan Sembilan tahun ini adalh akibat perbedaan penganggalan Syamsiah dan Qamariah. Penanggalan Syamsiah yang dikenal dengan Gregorian Calender yang baru ditemukan pada abad ke-16 itu, berselisih sekitar sebelas hari dengan penanggalan Qamariah, sehingga penambahan Sembilan tahun yang disebut oleh ayat di atas adalah hasil perkalian 300 tahun x 11 hari = 3.300 hari atau sekitar Sembilan tahun lamanya.
Selain yang disebut di atas masih terdapat sederetan isyarat-isyarat ilmiah Al-Quran yang ditemukan oleh para pakar, yang tidak mungkin dapat dirinci keseluruhannya di makalah ini. Isyarat-isyarat ilmiah tersebut antara lain berkenaan dengan:
a.       Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan (QS Yunus: 5 dan Nuh : 16)
b.        Kurangnya oksigen pada ketinggian, dapat menyesakkan nafas (QS. Al-An’am: 125).
c.        Perbedaan sidik jari manusia (QS. Al-Quyamah :4)
d.       Aroma dan bau manusia berbeda-beda (QS. Yusuf : 94)
e.         Masa menyusui ideal dan masa kehamilan minimal (QS. Al-Baqarah: 233 dan al-Ahqaf: 15)
f.        Adanya apa yang dinamai nurani (superego) dan bawah sadar manusia (QS. Al-Qiyamah ; 14-15)
g.        Yang merasakan nyeri dalam kulit (QS. An-Nisa’: 56)
h.        Ihwal air (QS. Al-Anbiyaa: 30 dan An-Nur: 45)
i.         Fenomena-fenomena berpasang-pasangan (QS. Yasin: 36)
j.         Fase pertumbuhan janin (QS. Al-Mukminun: 12-14, dan lain-lain)
k.       Hewan dan burung memiliki karakter berkelompok (QS. Al-An’am: 38)
l.           Sarana transfortasi (QS. An-Nahl: 8)
m.     Ihwal galaksi (QS. Al-Waqi’ah: 75-76), dan lain-lain
Demikianlah sekelumit dari isyarat-isyarat ilmiah yang sungguh menakjubkan dan mengagumkan, yang telah diimformasilkan dalam Al-Quransebagai “I’jaz ‘ilmi Al-Qur’an”, untuk menjadi bukti bahwa kitab suci Al-Quranbersumber dari Allah swt. yang Maha Mengetahui dan salah satu bukti kebenaran bahwa Al-Quranmerupakan mu’jizat yang paling besar.



BAB II
PENUTUP

A. Simpulan
I’Jaz Menurut bahasa artinya melemahkan. Dan Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa, yang ajaib atau yang menakjubkan. Sedangkan menurut istilah Mukjizat ialah sesuatu yang bernilai sangat tinggi dan bisa mengungguli seluruh masalah yang berkembang, di samping kedatangannya mukjizat memang sedang dinanti oleh kaum
I’Jaz Ilmi (Kemukjizatan Ilmiah)
1        Ihwal Reproduksi Manusia
2        Ihwal Kejadian Alam Semesta
3        Ihwal Pemisahan Dua Laut
4        Ihwal Awan dan Proses Terjadinya Hujan
5        Ihwal Gunung
6        Ihwal Pohon Hijau (tumbuh-tumbuhan)
7        Ihwal kalender syamsiah dan Qamariah
B. Saran
Mukjizat Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah. SAW adalah petunjuk yang dibutuhkan oleh umat manusia untuk selama-lamanya. Untuk itu wajib kita mempelajarinya serta mengamalkannya. Dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.


Text Box: 15

 

DAFTAR PUSTAKA

Gozali, H.M. Ulumun Qur’an. Surabaya:CV Indra Media.2003 cet. I
Mutawally, Muhammad. Mukjizat Al-Quran. terj. Mustofa Mahdany.  Bandung:Risalah.1984
Shihab,M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan. 1999 Cet. Ke-XIX
Syadali, Akhmad dan Ahmad Rofi’i. ULUMUL QURAN II .Bandung:Pustaka Setia.2000


[1] Muhammad Mutawally, Mukjizat Al-Quran, terj. Mustofa Mahdany,( Bandung :Risalah,1984) h.9
[2] Akhmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, ULUMUL QURAN II ,(Bandung:Pustaka Setia,2000) h.9-10
[3] H.M Gozali, Ulumun Qur’an, (Surabaya:CV Indra Media,2003) cet. I h.7178
[4] M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1999) Cet. Ke-XIX, h. 51

2 comments:

  1. Assalamualaikum kak saya Aulia Rahmah mahasiswi piaud mohon ijin ya kak melihat ijal ilminya aja untuk tugas mengolah artikel terimakasih

    ReplyDelete

ijaz al ilmi

Cara   I’JAZ AL-ILMI Al-QURAN MATA KULIA H : ULUMUL QUR’AN DOSEN PEMBIMBING: SITI AISYAH M. Ag             ...